February 11, 2011

Mencari kebahagiaan

Hari ini aku cukup tertantang setelah mimpi semalam, setidaknya setelah kuterbangun dan pagi. Semua kehidupan masih seperti biasa. Masih ada matahari di langit-langit Tuhan. Kubuka laptop hijau yang sudah lama menemani perjalananku. Sedih dan gembira dia tetap bersamaku tanpa kata. Tanpa keluhan dan airmata, juga kesetiaan yang berkepanjanganlah yang membuatku masih tetap menggunakannya sampai sekarang.


Pagi ini aku menanyakan hal yang sama hampir pada semua orang yang sedang aku temui lewat facebook. Dari sekian banyak orang yang menjawab, sebagian mereka terlihat terlalu abstrak untuk menjabarkan apa sebenarnya yang sedang mereka cari dalam hidup. Bahkan saat ditanya apa target jangka pendek? mereka masih menjawabnya dengan jawaban yang sangat abstrak. Padahal saat itu sudah kuberi contoh, seperti ingin beli mobil, ingin punya rumah, atau ingin segera menikah. Tapi itu tak semua, hanya sebagian saja.

Hidup adalah pencarian yang begitu abstrak, seperti yang orang jawab dalam pertanyaanku. Meski tidak satupun dari jawaban mereka ada yang sama. Berikut ini sebagian jawaban orang-orang terhadap pertanyaan : apa yang kamu cari dalam hidup ini?
# ya hidup dijalani ajja
# setelah kumendapatkan kebenaran, maka kuberusaha untuk mengabdi kepadaNya... dan aku merasa puas    menjalaninya setelah kutemukan apa yang kucari..)
# kebahagiaan. Dunia akhirat tentunya
# kepuasan memaksimalkan potensi diri
# entahlah, pokoknya banyak, lewati masa muda dulu...untuk prioritas aku tak pikir
#cari kepentingan dunia n akhirat...
# cari kebahagiaan, ilmu dan pengalaman.

Cukup banyak warna dan kata yang terungkap disini. Ada dua jawaban yang hampir sama, meski secara pribadi aku lebih suka mengatakannya tidak sama. #kebahagiaan dunia akhirat tentunya # cari kepentingan dunia n akhirat. Kepentingan dan kebahagiaan sebenarnya bisa sama. Tapi aku fikir kita semua sepakat bahwa kebahagiaan adalah kebahagiaan, penting atau tidak sama sekali tidak jadi masalah. Sementara kepentingan, adalah hal-hal wajib yang harus kita selesaikan selama diberi kesempatan untuk merasakan dunia, tanah bumi beserta air dan penghuninya. Meski itu tidak membahagiakan, tapi harus dilakukan. 

Semua jawaban masih abstrak, seabstrak masa depan kita masing-masing. Semua kita tidak akan ada yang tau apa yang akan terjadi besok, bahkan untuk jangka sepanjang kata masa depan. Tapi semua kita memiliki rencana dan jawaban masing-masing. Setiap orang berdiri dengan keyakinan-keyakinan tentang rencana di masa yang akan datang. Dan ketika aku tanya yakinkah anda, bahwa masa depan akan sejalan dengan yang anda yakini saat ini? hampir semua orang menjawab yakin,yakin dan yakin. Hanya satu orang yang menjawab tidak, dengan alasan : keyakinan akan selalu bersebrangan dengan kenyataan. Aku fikir cukup masuk akal, dari sekian banyak pengalaman yang ada, hampir semua rencana tidak sesuai dengan kenyataan. Ada yang begitu menyedihkan, dan ada juga yang begitu di luar dugaan yang menghasilkan syukur dan kebahagiaan.

Pada hakikatnya, setiap anak manusia yang terlahir ingin mencari dan mendapatkan kebahagiaan. Jika kenyataan pernah memberi pilihan antara bahagia dan susah, maka para malaikatpun akan setuju bahwa anak-anak Adam akan memilih untuk bahagia, tanpa terkecuali. Kebahagiaan, itulah yang sedang kita cari bersama. Meski target dan pada suatu objectnya mungkin akan sangat berbeda. Masing-masing kita merencanakan hal-hal baik bagi negara, agama, dan bagi sesama manusia. Tidak satupun berniat untuk menjadi orang-orang jahat, seperti pencuri, pembunuh bayaran ataupun pekerja seks. Dan akhirnya semua niat baik itu sama sekali tidak berarti ketika diantara kita merasakan keterpaksaan dan tuntutan untuk melakukan sesuatu. Jika sekarang aku bertanya pada orang-orang tentang rencana masa depan, dan tak seorangpun berniat jahat. Lantas mengapa masih ada orang jahat? apa mungkin mereka memang terlahir dengan niat jahat sejahat tindakannya sekarang? pastinya tidak. Semua manusia terlahir baik dan suci. Halal atau tidak mereka terlahir, dari kalangan orang kaya atau miskin, dari golongan agama manapun mereka yakini. Tidak seorangpun berniat untuk menjadi jahat. Seseorang menjadi jahat karena lingkungan yang memaksanya, atau keadaan yang tak mencukupi. Dan kenyataan akan selalu datang bersama tantangan berbeda-beda di masanya. Coba saja tanyakan pada mereka orang-orang jahat, apa mereka bahagia dengan yang mereka lakukan sekarang? Pasti tidak. Tapi keadaanlah yang mengharuskan mereka untuk melakukan tindak kejahatan. Mereka seperti tidak punya pilihan, meski sebenarnya akan selalu ada pilihan dalam semua tindakan.

Dan sampai saat ini, aku masih yakin bahwa semua orang jahat, melakukan kejahatan secara terpaksa. Karena tuntutan dan kebutuhan yang tak mencukupi.

Kebahagiaan adalah melakukan segala sesuatu yang kita inginkan, kapanpun dan dimanapun kita mau. Tapi Tuhan tidak menciptakan dunia ini hanya untuk berbahagia, karena Tuhan tau siapapun bisa melewatinya. Kesedihan, kegagalan akan sebuah rencana, dan lemahnya konsistensi terhadap keyakinan dan keinginan adalah bagian yang suatu saat akan kita temukan. Jika bukan hari ini, besok atau lusa semua kita pasti akan sedih, gagal dan hilang kepercayaan. Pasti. Tiga hal yang tidak akan pernah berakhir yang akan diselingi dengan kebahagiaan secara bergantian. Tidak ada kehidupan yang akan terus menerus susah, seperti tidak ada kehidupan yang terus-menerus sejahtera. Akan ada waktu, dimana kita akan merasakannya.

Ringkasnya, kebahagiaan adalah waktu yang kita miliki. Kita punya waktu yang cukup untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendak. Bukan karena jadwal yang sudah ada, atau karena permintaan dari orang-orang.

owh iya, sebelum aku lupa. Atau mungkin ada yang bertanya-tanya, aku bermimpi apa semalam? aku betemu para kyai yang mengasuhku selama enam tahun. Yang telah banyak mengajarkanku tentang kedisiplinan dan keyakinan akan pada diri sendiri. Bahwa setiap orang terlahir dengan bakat dan kemampuan masing-masing.

No comments:

Post a Comment