April 1, 2011

Cermin Kata

Baru saja kuhabiskan waktu dengan berbaring sambil menonton film-film indonesia. Ternyata ada banyak film yang hampir serupa dengan kenyataan yang pernah kutemui, meski tumpuan akhir hanyalah cinta dan airmata, tapi yang kudapatkan seperti harga dari sebuah keyakinan. bahwa sebenarnya pilihan, benar atau tidak masih akan sama-sama memiliki masa depan yang sesuai. Peluang untuk meneruskan mungkin tidak selalu ada, tapi itu masih bisa dicipta. Melanjutkan sebuah pilihan yang salah hanya akan menghamili penderitaan untuk kemudian lahir sebagai rekayasa. Entah cinta atau sekedar hubungan biasa, suatu saat keduanya akan bertemu diujung jalan dari akhir sebuah tujuan, kesadaran. Sadar untuk menjaga, melangsungkan kehidupan apapun caranya, apapun resikonya. Dan resiko senantiasa menyakitkan. Kalau hidup adalah resiko yang harus diambil dengan atau tanpa persetujuan, mengapa kita lebih sering menutup lembaran masalah yang sebenarnya harus kita buka? tentu jawabannya adalah resiko. Setiap kita tidak terlahir sama untuk mampu merasakan kepahitan, walau pada akhirnya harus sama-sama bersedia untuk sebuah goresan luka. Anehnya, ketika kita merasakan luka dan tak berdaya. Kita masih akan ingat sebuah tujuan dari perjalanan yang telah kita rencanakan. Untuk mencapai sebuah tujuan kita lebih bersedia untuk kembali merasakan sakit yang sama, luka yang sama di tempat berbeda. Apa mungkin penyiksaaan akan perasaan adalah berbanding terbalik dengan anggapan bagi kebanyakan orang? (penyesalan). Terlepas dari kesimpulan apakah luka itu menyakitkan atau tidak, kita masih akan tetap berusaha mencoba untuk kembali bangkit. Berdiri dan meneruskan perjalan, semampu taqdir ini mengizinkannya.

Bagiku, hidup ini sudah selesai dengan masalahnya. Complete and complicated. Resiko dan jalan keluar telah lama ada dibalik kabut-kabut keraguan. Dan yang kita butuhkan adalah cara untuk menyelesaikan, atau cara untuk menghentikan. Atau mungkin kita berencana mencipta masalah dan kemudian menyelesaikannya sendiri? itu pilihan. Walau bagaimanapun, semuanya masih harus kita selesaikan secara bertahap. Di tempat dan waktu yang telah kita tentukan untuk menyelesaikannya. Oh iya...satu lagi, Tuhan telah letakkan perasaan pada setiap manusia. Entah dimana, yang jelas didalam diri kita masing-masing. Perasaan yang harus kita selesaikan tanpa sebab bukan atas nama pengertian. Karena pengertian hanyalah sakit hati yang harus kita maklumi.

No comments:

Post a Comment