May 6, 2011

Karena pagi

Sekarang aku baru mengerti, mengapa jarak begitu membatasi. Dulu kita bisa bertemu semauku, semaumu. Karena rindu atau amarah yang harus segera dipadamkan. Kita lebih sering duduk menjauh karena waktu. Tapi kini kita harus lebih sabar mengeja, agar tafsir ini menjadi penenang setelah ayat suci Tuhan. Aku berkata pada pagi agar datang lebih awal sebelum mentari mandi awan di langit Pencipta. Tapi keesokan harinya, dia masih tersenyum bersama mimpi.
“Seharusnya sudah pagi, tapi karena kau tertidur aku baru bisa menyambut bumi setelah siang” ucapnya pada pagi.
“Besok aku masih harus datang lagi, di waktu yang tak pernah beda”
Tapi setelah hari itu pagi hanya datang sendiri, sementara mentari memilih bercuti dan baru bisa beraktifitas setelah makan siang. Pagi sempat tak mengerti. Dia mengawali hari bersama embun yang gugur karena air. juga langit serupa malam karena air.
“Mengapa bukan mentari yang datang menemaniku disini?”
“Aku hujan, datang meskipun aku tak dibutuhkan. Hanya karena kutahu kau akan kesepian jika harus sendiri”

No comments:

Post a Comment