September 20, 2009

hitam putih


special for "my dear...."

semalam aku tak melihat bulan yang biasanya selalu membalas senyumku. Mungkin hati ini akan terasa sama layaknya lagit, gelap tanpa cahaya. Tapi aku masih saja duduk di kursi tua dengan segelas kopi di temani
suara jangkrik dan langit yang kian gemuruh. aku masih tersenyum seperti kemarin, walau sebenarnya tak ada alasan untuknya. Biarkan saja angin dan gemuruh itu tetap dalam satu suara seakan meyakinkan perasaan ini. Sambil mengingat langkah demi langkah dalam hidupku, aku teringat sesuatu yang menurutku berharga. Segera ku langkahkan kaki ini membuka dua daun pintu. Hitam dan putih lembut seakan mewakili kehadiranmu. Tanpa ku sadari air mata ini telah berbaris turun lantas jatuh.

Meski gulita, aku masih mampu melihat senyum yang begitu jelas di antara sekumpulan bintang. Sebelum ku begitu lekat dengan tatapan ini, kembali tergiang suara-suara yang selalu menyapa dan kadang kehadirannya ku damba. walau tak pernah ku pinta, akhirnya ia kembali datang.
    "kring...kring...kring"
    "ya...hello" jawabku singkat, meski tak merasa terganggu.
    "alifurrahman ada?"
Akhirnya suara khas yang selalu terbit sebelum mentari itu kembali ku dengar. bisa kupastikan kalau aku tak mungkin salah, dan dalam beberapa menit suara itu kembali hilang saat dingin ini semakin terasa. Satu alasan yang mungkin membuat senyumku kembali terkembang. Sementara hitam putih ini masih aku genggam. Ku perhatikan bagaimana dia mampu memberikannya dalam keterbatasan. Andai saja ada kata yang pantas untuk menjawabnya. mungkin telah lama aku ungkapkan, andai dia meminta, dengan segala hormatku tak kan menolaknya.

hitam putih ini masih aku genggam, hanya sekedar mencoba merasakan kehadiranmu yang terlalu semu. Tepat saat tatapanku menetap, ada bayang yang sulit untuk ku hindari. Semampai dengan seorang anak kecil. Tak lama dia telah menghilang. Berkali kali kejadian itu datang dan segera pergi. .........Ada tangis yang tak pernah orang tau, bahkan untuk ku sadari. tapi kekuatanmu cukup membuatku tersenyum dalam tangis.
    "kring...kring...kring"
    "ya...hello"
Suara yang telah menyapaku tadi pagi, saat kumandang Allahu Akbar masih ramai terdengar.mungkin saja kerinduannya belum cukup untuk di gantikan hitungan menit ini. telah lama ku mengharapkan bersua, tapi kenyataan ini telah memaksaku diam dan diam. Mobil dan motor selalu saja mengotori, hingga aku putuskan untuk masuk dan tidur. Bayangan itu masih tampak jelas karena hitam putihmu masih bersamaku dan tertidur. ku buka laptop hijau yang lumayan tua, ada banyak pesan yang tak sempat ku balas surfing...hal yang paling ku suka saat sendiri tanpa beban. Semua yang tak pernah ku ketahui, dia mampu menjawabnya. Tapi tidak untuk perasaanmu yang terdalam. Mungkin aku terlalu percaya dan membiarkan apa yang ku dengar tetap hidup dan utuh ku pelihara.

Hitam putihmu ini akan terus berada di sini bersamaku. jika benar kau mengharap kehadiranku, semua yang kau harapkan mungkin akan ku capai. Karena waktu telah menjawab kepribadiamu, dan terkadang ku terlupa bahwa tak ada yang sempurna. Jika benar, ada suatu malam yang menjawab keraguan "saat kita menemukannya tidak sempurna, maka hanya ada satu hal lagi yang dapat kita lakukan untuk menjadikannya sempurna. Yaitu menerimanya tidak sempurna"

Cinta itu seperti hujan, datangnya tiba-tiba, yang terkadang memberi isyarat untuk datang lewat gemuruh di tafsirkan oleh tatapan mata insan. Dan kamu adalah pelangi, datangnya setelah hujan turun dan tak ada lagi. Maka hanya tanah yang basah lah yang menjadi saksi. Meski saat ini kamu selalu datang sebagai pelangi, aku harap kau mampu kembali datang sebagai bulan, yang tak pernah terlambat untuk menyinari langit hatiku yang gelap ini.....

while I know that you are haven't any characteristic to be my future wife  what I want. But this feeling said yes, and I can't leave you anymore.....

No comments:

Post a Comment