August 12, 2010

Love is not logic


love is not logic !, aku telah lama memulai langkah ini. dan sekarang, aku seperti berada di tengah perjalanan tanpa tau kapan kan berakhir. merasa telah melangkah jauh meninggalkan garis start yang penuh pengharapan dan impian. dengan beragam dan macam jenis manusia telah di temukan, mungkin sudah saatnya ku merasa kekosongan dalam hidup ini.
 --------------------------------------------------
 setidaknya, ada sekian nama telah sempat mengisi line up formasi hati dan perasaanku. di sertai standart dan level yang telah di tetapkan berdasarkan kemampuan pada setiap perempuan (haha).aku pernah memutuskan untuk mencari dan lebih memilih pendamping hidup yang berprofesi sebagai dokter atau perawat di sebuah rumah sakit. why? keputusan itu berasal dari rutinnya umi dan abah masuk rumah sakit. mungkin jika istriku dokter, aku tak perlu menunggu antrian atau minimal bisa masuk lebih awal dari biasanya. di sisi lain, pernah tersirat di fikiran dan hasratku untuk memilih wanita yang memiliki harta dan kekayaan lebih dari kemampuanku untuk mencapainya. why? hanya ingin meyakinkan diri sendiri bahwa Tuhan benar-benar menciptakan semuanya berpasang pasangan.
meski dari semua angan dan standart yang telah ku tetapkan tersebut masih harus lebih focus pada keimanan dan ketaqwaannya sebagai hamba Allah di muka bumi. Tanpa membahas karakter setiap orang yang telah berhasil aku kenali, kini hanya ada satu jiwa di hatiku, dia yang selalu aku panggil “pelangi”. Mungkin ini sesuai dengan slogan “love is not logic”. Itulah yang ku rasakan, keyakinan ini telah mendorongku untuk menerima dia tanpa syarat. Sampai saat ini aku tak seberapa tau tentang pelangi, tapi aku telah benar-benar menerimanya sepenuh hati. Entah kapan tepatnya standart dan level yang ku tetapkan tersebut berhasil hilang dan tak lagi menjadi pengaudisi.
dan tanpa terasa semuanya telah berumur satu tahun, aku seperti hidup dalam ruang pertanyaan yang sekadang menyuruhku untuk menjawabnya. Apa yang aku lihat darinya? Mengapa ku memilihnya?. Dari sekian banyak pertanyaan yang pernah menghinggapi, kedua pertanyaan itulah yang selalu duduk di posisi teratas. Tak pernah ku temukan jawabannya hingga saat ini, meski kadang aku yakin tak perlu bertanya. Karena saat ku mencintainya, maka aku tak memerlukan jawaban lagi, mengapa aku memilihnya. Di sisi lain, aku cukup realistis dengan kenyataan hidup yang ku miliki. Karena di bebarapa bagian kisah dalam hidupku, ada sebagian darinya yang tak bisa menerima kekuranganku.
Kadang keimanan memang harus di uji, seperti pohon yang tinggi akan selalu di tantang oleh angin. Setelah ku putuskan untuk hanya membagi rasa dengan pelangi, tiba-tiba saja ada beberapa hati yang mengharapkanku (hihi). Yang namanya ujian, pasti selalu memiliki nilai plus untuk di taklukkan. Pertama : dia lebih cantik dari pelangi. Meski dirinya terlahir sebagai perempuan, aku sempat terkejut dengan pernyataanya. Pernyataan yang tak mungkin aku share di blog ini (hehe). Kedua : lagi lagi dia lebih cantik, dan sepertinya lebih kaya, sesuai dengan harapanku dulu. Sifatnya ramah, hingga sekadang aku merasa dia lebih respect padaku di bandingkan orang lain (right or no, im not so sure…hehe). Beberapa kali memintaku untuk menemaninya jalan-jalan menghabiskan ujung minggu. Tapi aku selalu berbohong dengan mengatakan tidak bisa, ada janji, ada tugas, ada acara lain, ada kerjaan dan sebagainya. Mungkin cukup dua orang saja yang kali ini aku sebutkan. Tapi mereka benar-benar pernah hampir berhasil meruntuhkan pondasi hubunganku dengan pelangi. Ini di dukung dengan keadaan “pelangi yang kadang ngambek”, situasi yang benar-benar menyiksa. Tapi syukur Alhamdulillah semuanya telah berakhir, dan keyakinanku cukup kuat untuk mempertahankan pelangi untuk tetap menjadi satu-satunya di hatiku.
Aku merasa love is not logic. Tak ada alasan kuat untuk menolak beberapa orang yang telah terbuka menyampaikan perasaannya. Telah banyak aku temukan orang yang memiliki kelebihan dari pelangi, meski aku sadar tak pantas untuk membanding-bandingkan. Dan aku tak tau mengapa menolaknya. Ini mungkin di sebabkan bahwa love is not logic.
Semua ini aku tulis hanya sebagai catatan kehidupan. Meluahkan apa yang sedang terfikir. Dan sebenarnya tak ada maksud kuat yang mengharuskanku untuk menulisnya. Tapi dari tulisan ini, semoga pelangi sempat membacanya, aku ingin dia tau bahwa hatiku hanya menerimanya. Di hatiku hanya ada dirinya. Dan di fikiranku hanya ada namanya. Aku memang tak punya sesuatu untuk di buktikan, karena hanya dengan tulisan aku ingin menghilangkan keraguan pada diri pelangi. Itu saja. Aku tak ingin dia ragukan perasaan ini.  

1 comment:

  1. right! jalan dari semua harapan dan pertanyaan itu akan terjawab bukan pada banyaknya pilihan tapi pada akhir dari keputusan untuk memilih satu bahkan mempertaruhkannya...bukan lagi kesempatan tapi keyakinan...bahwa kau tidak salah memilih bukan karena cinta tapi karena pengorbanan...

    ReplyDelete