May 19, 2011

kayaknya bule

Beberapa waktu lalu, salah satu dari 5 orang yang bersamaan menambah profil facebook saya sebagai teman mereka mengajak saya berkenalan. Awalnya saya kira dia ga bisa bahasa Indonesia, setelah melihat akaun facebooknya yang full english ditambah lagi wajah super bule seperti memaksa saya untuk ber-english ria denganya.

Perkenalan dunia maya dan nyata yang hampir serupa, membuat kami memperkenalkan diri masing-masing dengan cerita hoby dan lain-lain. Masih dalam bahasa inggris, setelah memperkenalkan nama, tempat tinggal dan sedang kuliah di mana? akhirnya pembicaraan kami diarakan pada sebuah tulisan yang pernah saya tulis di blog ini. Indahnya persahabatan.

Saya sempat mengernyitkan mata tak percaya dengan pengakuan orang yang baru saya kenal lewat jejarin sosial ini, "ah mungkin saja dia hanya ingin menyanjung, mana mungkin dia faham bahasa Indonesia"  dalam hati. Saya hanya menjawabnya dengan emotion senyum mengernyitkan sebelah mata.

Carolina, perempuan yang sedang melanjutkan master degree di Al-ghurair university dubay mengaku tertarik dengan tulisan saya yang sederhana
"you wrote very simple :)"
Merasa penasaran apakah dia benar-benar faham dengan tulisan yang saya tulis. Saya bertanya dengan apa dia memahami tulisan yang saya tulis dalam bahasa Indonesia.
"eh...aku orang indonesia tau..."
"lah kenapa dari tadi kita pake bahasa english?"
"siapa yang mulai pake english?"
"hahaha" saya tertawa tak percaya, kenapa hal kecil seperti pertanyaan "asli mana?" tak sempat ditanyakan ketika kami sedang berkenalan. Saat tawa ini belum selesai dia kemudian kembali bertanya apakah semua tulisan itu adalah potret nyata dari kehidupan sehari-hari?

Ya, itu semua perjalanan hidup yang sempat diabadikan. Sebenarnya saya mau menuliskanya lebih sederhana lagi, tapi itu pasti akan membuat sebagian orang tersinggung. Untuk menghindari itu semua, saya menuliskanya dengan sedikit bersastra. Bagi saya menulis di blog adalah salah satu cara pelampiasan amarah atau emosi yang selalu naik turun. Sebab saya merasa terlahir sebagai manusia berkategori yang memilih diam meski tidak suka dengan seseorang. Toh pada akhirnya semua manusia akan memilih jalanya sendiri, karena kedewasaan telah mengakar untuk menguatkan pendirian dan kesalahan bahwa yang dilakukanya adalah benar. Marah atau tidak, sama-sama tidak akan menghasilkan hasil.

"perfect" jawabnya
"kamu bule apa bukan sih?"
"excuse me"
"hahahhahaa" kami sama-sama tertawa dalam jendela chat yang disediakan facebook. Dasar bule jadi-jadian.

No comments:

Post a Comment