September 4, 2010

i'm cool

kalau saja hati manusia terbuat dari batu. mungkin akan ada manusia tanpa hati. meski pada kenyataannya, ada suatu waktu saat manusia sedang tak memiliki hati. hingga perasaan yang ada dalam dirinya telah terkontrol oleh pikiran untuk menyalahkan dan menganggapnya paling benar.

hari ini ada lagi cerita baru di hidupku. perempuan, cukup lama aku kenal meski kami tak terlalu mengenal satu sama lain. setidaknya kami tau nama masing-masing, yang kadang kami gunakan untuk menyapa pada suatu kesempatan. dengan senyum atau hanya lambayan tangan, begitulah kami mengenal.

hari ini dia menyalahkanku, menyalahkan keadaan yang sebelum ini pernah dia terima. tapi akhirnya aku tau satu hal telah terjadi, dari mimpi dan perasaan atau perkataaannya, aku mengerti mengapa hal ini menjadikan dia emosi. aku sengaja memberinya sedikit pertanyaan. hampir dari semua jawaban seolah berisi "you are wrong". aku tau dari susunan pertakataannya dia seperti belum sempat menyusunnya dengan baik. untuk yang terakhir kalinya, kembali ku ajukan sebuah pertanyaan "it's was happen one year ago. and you agree with me, and why today you blame me?". lima menit pertama tak ada jawaban, lima menit kedua ku kirimkan kembali pertanyaan yang sama. dan sampai sekarang dia belum menjawabnya.

dari semua jawaban yang menyatakan "it's your mistake", aku yakin mampu membungkamnya. tapi aku memilih untuk tidak membahas dan menanyakan dengan pertanyaan yang berbeda. karena bagiku ini bukan waktunya membenarkan atau mengetahui siapa benar siapa salah. aku hanya ingin tau apa yang sebenarnya terjadi, dan aku puas dengan semua jawabannya. ini saat-saat aku harus menerima dan mengalah agar dia merasa menang dan bahagia. karena kali ini aku tak ingin mempersalahkannya. meski perasaanku sempat perih, karena sikap dan perkataannya seperti sedang mengajariku. seperti tengah berhadapan dengan orang yang tak tau apa-apa. aku seperti orang bodoh di buatnya. haha...

aku hanya ingin bertanya tanpa alasan untuk menjawab pernyataanmu. ya, aku tau kau lebih egois dariku. jadi ada baiknya aku turuti keinginanmu. karena aku tau, esok atau lusa dia akan mengerti.

kesimpulan dari tulisan ini, mengapa aku memilih untuk mengalah? padahal aku sangat mungkin untuk membuatnya menyesal telah menyalahkanku. untuk mengakui kesalahannya?
kalau aku paksa dia untuk mengakui dia telah salah, pasti dia akan sedih sakit hati.
kalau aku biarkan dia menang dengan kesalahannya. tanpa membela sedikitpun. menerima semua alasannya. pasti dia bahagia dan puas dengan semuanya.

aku lebih memilih untuk membiarkan dia bahagia menganggap aku salah.

2 comments:

  1. Salam kenal Shobat. nie temennya Bang Saihul Ghulam yeh?? blognya menarik......

    ReplyDelete