December 31, 2010

kubertemu malaikat

Semalam aku bertanya pada malaikat yang secara tak sengaja lewat di depanku. Meski terlihat sedikit terburu karena waktu, aku tetap mencegahnya dan bertanya sedikit tentang cerita hidup yang tak pernah selesai.


"mau kemana? aku inginkan jawaban atas pertanyaan yang sering kuajukan"
"kau terlalu banyak bertanya dan meminta. Mungkin ratusan atau ribuan, tapi sebenarnya jawabannya adalah sama" malaikatMu mengusapku dan menatap sangat dalam.

Dalam keadaan merunduk, yang kulihat hanyalah tanah-tanah penyesalan. Ketika, sedang dan telah banyak merepotkan Tuhan. Sementara di sisi lain kusadar telah menyakitiNya berulang kali.
"aku hanya ingin tau akhir dari episode yang telah Tuhan tentukan, itu saja."
"kau tak perlu tau dan kau tak perlu berfikir begitu panjang. Percayalah bahwa kerajaan langit dan bumi tak pernah berniat untuk menyakitimu. Berusahalah tersenyum ketika kau seharusnya menangis. Tetaplah memberi saat kau dalam keadaan kekurangan." kali ini aku jatuh dalam pelukannya bersama air dari mataku terjun begitu deras membanjir dan basahkan gaun sang malaikat.

"ada banyak syukur yang tak sempat kau sadari keberadaannya. Berbahagialah saat kau merasa hidup ini begitu sangat berat dan sulit untuk kau tempuh. Karena ada suatu tempat atau alam, dimana semua penghuninya berharap bisa hidup di dunia, mereka begitu siap untuk menantang kenyataan dan taqdir Tuhan" lanjut sang malaikat, memisahkan pelukan dengan tetap memegangku.
"aku tak percaya ada orang seperti mereka."
"begitu banyak manusia yang seumuranmu, atau bahkan lebih muda darimu. Telah terlebih dahulu dipanggil Tuhan. Mereka tak diberi kesempatan untuk merasakan pahit dan sulitnya kehidupan, seperti yang kau rasakan sekarang. Jika Tuhan memberi pilihan, antara hidup susah atau tidak sempat merasakan susahnya hidup. Semua mereka pasti akan memilih untuk hidup susah, dengan segala keterbatasan." wajahnya tenang tanpa keharusan untuk memaksaku percaya. "teruskanlah hidup ini semampumu. Suatu saat kau akan berlabuh dan bertemu dengan harapan dan mimpi yang selalu kau tanyakan" lanjutnya setengah tersenyum.

Aku benar-benar salah. Sampai Tuhanpun telah sempat kulupakan dan tak kupercayai.

"sampaikan saja salam penyesalan dariku untuk Tuhan yang paling kucintai. Aku memohon restu atas semua tujuan hidup agar sejalan dengan yang Tuhan rencanakan" ucapku sambil mencium malaikatMu.
"ya, teruskan saja hidup ini, nikmati semua yang kau temukan. Sebelum kau tak lagi diberi kesempatan seperti mereka yang telah terlebih dulu menginap di asrama kubur"

Saat kuterbangun, mataku masih basah. "Tuhan, aku tak pernah baik di hadapanMu. Maaf...."

No comments:

Post a Comment