July 31, 2011

Sudah 4 kali


Ramadhan telah tiba, tentu ada banyak aktifitas dan warna baru yang tidak bisa kita temukan pada hari-hari biasa. Semua ummat muslim pasti percaya bahwa ramadhan adalah bulan istimewa secara lahiriyah dan bathiniyah. Bulan penuh ampun, tentu kita tak menyangkal kebenaran tersebut dan semua orang akan melakukan perbaikan ikhtiar sesuai levelnya. Tapi lahiriyah? tak semua orang sedang/mampu menikmatinya, termasuk aku. Tanpa terasa ini sudah menjadi ramadhan yang ke-4 kalinya aku tidak berada di rumah untuk menikmati indahnya ramadhan bersama family tercinta seperti yang kebanyakan orang rasakan.

Secara lahiriyah, tak ada moment yang lebih indah dari buka puasa dan sahur bersama keluarga kemudian menjalani hari lebih damai dari biasanya. Inilah yang sedang tidak aku rasakan. Waktu 4 tahun yang Tuhan berikan terasa terlalu cepat berlalu. Seperti malam yang menjadikanya pagi. Tertidur ketika langit sedang gelap dan terbangun saat matahari sudah tersenyum. Meski secara logika 4 tahun merupakan masa yang sangat lama, tapi setelah menjalaninya itu akan menjadi sesingkat malam menuju siang.

Ramadhan atau tidak, aktifitas harianku tak ada yang berkurang sedikitpun. Setiap ramadhan selalu memiliki target tersendiri yang harus aku capai dengan caraku sendiri. Seperti tahun ramadhan kali ini, thesisku harus selesai di bab III. Tentu itu bukan hal yang sulit jika fikiran ini hanya fokus terhadap thesis, tapi tugas dari dosen yang berbeda baik secara fisik dan sikap menjadikan hal-hal sederhana menjadi sangat rumit. Belum lagi 'lingkungan' yang kadang-kadang sangat tidak kondusif. Lingkungan bisa berarti alam dan manusianya.

Tinggal di daerah yang baru menjadikan beberapa hal tidak bisa kita lakukan dengan mudah tanpa adanya orang yang sudah lama berdiam di daerah yang sedang kita tempati. Itu yang sedang terjadi. Hampir setiap semester aku menemukan kesulitan yang sama, interview company. Jelas itu sangat memerlukan energi dan waktu yang cukup lama bagiku untuk menyelesaikanya. Meski tugas untuk interview company ini adalah tugas group, tapi itu tak ada bedanya dengan tugas individu. Setiap semester aku selalu tergabung dengan group international student yang sama-sama tak ada pengetahuan mencukupi tentang daerah ini. Ini bukan kesimpulan sepihak, tapi sungguh dari 4 semester yang sudah aku jalani. Mahasiswa di sini seperti enggan untuk mengajak kami bergabung dalam tugas group. Aku ingat betul, hanya dua kali aku tergabung dengan mahasiswa lokal. Selain itu, mereka menjadi group tetap yang tak mau dimasuki oleh siapapun. Tapi akhirnya aku sadar tentang suatu hal. Benar/tidak prediksiku, mereka melakukanya pasti dengan alasan. Ah, itu masa lalu. 

"Apa kabar nak...?"
"Alhamdulillah semuanya lancar mi"

Awal pembicaraan setelah salam yang selalu sama. Aku pernah berjanji akan selalu mengusahakan untuk pulang dan menunaikan idul fitri di tengah-tengah keluarga. Dan itu yang sedang kami bicarakan. Aku baru sekali pulang, dan sepertinya tahun ini akan kembali tidak pulang. Secara schedule yang ada, aku memang tak punya kesempatan untuk pulang. Secara etika, aku masih memenuhi janjiku. Ummi hanya tertawa mendengarku memberikan alasan.

"Ummi juga ga pernah menagih janjimu nak. Tapi kalau ada kesempatan kapanpun itu. Pulanglah"

Mungkin keluargaku termasuk golongan orang-orang yang bertoleransi tinggi terhadap segala hal selama masih sesuai syariat. Semakin tua, aku semakin tidak memiliki kesempatan untuk sahur-buka puasa dan shalat ied bersama keluarga. Sungguh aku baru sadar bahwa susunan kata tersebut baru aku sadari ketika kuulangi untuk kedua kalinya. Aku menjadi kesulitan untuk tersenyum dengan siapapun untuk beberapa waktu. Jelas ini adalah kata yang memiliki makna yang cukup dalam jika ditafsirkan. Sejenak aku terdiam, dan mungkin ummi sadar bahwa kata-katanya sudah menjadikanku berhenti untuk bercanda. 

"Mungkin nunggu kamu berkeluarga dulu, baru bisa bergabung bersama kami di sini"

Haha, ada-ada saja.

No comments:

Post a Comment