February 24, 2011

kyaiku dan film




Tanpa terasa hari sudah pagi, tapi mata dan fikiranku belum lagi berhenti megakhiri hari. Dan sebentar lagi matahari kan segera mengunjungi bumi, seperti biasanya.  Seakan ada banyak hal yang kucari meski sebenarnya aku sendiri tak tau apa yang sedang aku cari. Google, tempat dimana aku bisa mendapatkan yang kuinginkan, tempat inspirasiku tak pernah berhenti berjalan.

Setelah sekian lama membaca tutorial, melihat-lihat gambar dan berita harian. Akhirnya aku penat, semua gambar dan tulisan telah kutemukan. Beberapa tutorial sudah selesai dan berhasil kupraktekkan. Aku ingin merebahkan diri sambil menunggu hasil download film selesai untuk bisa kunikmati. Jujur, menonton film rasanya memiliki peran penting untuk menjadikanku lebih dewasa memiliki arti dan berani berekspresi. Meski sebagian atau bahkan kebanyakan orang akan mengatakan "kok barometernya film?".Ah....aku tak peduli, karena disini kumerasa mendapatkan banyak hal yang selama ini kucari, atau mungkin sesuatu yang harus kuketahui meski sebenarnya waktu itu aku tidak sedang mencari.

Setelah semua film berakhir dengan ending yang berbeda, jam sudah mendekati angka 5 pagi. Maka subuh tak lama lagi, sepertiya aku harus bertahan hingga subuh bersama doa-doa dan pengharapan. Dari sekian banyak film yang telah diputar, aku temukan satu kesamaan tentang keyakinan dan keputusan yang mengingatkanku pada ceramah jum'at pagi bersama pimpinan dan pengasuh pesantren. Kegiatan wajib dimana santri berhak menanyakan apa saja yang mereka inginkan. Waktu itu salah seorang santri bertanya lewat surat :
"mengapa pesantren menerapkan system pemaksaan hampir pada semua kegiatan dan pilihan kompetensi santri? Apa ini tidak terlalu kejam untuk sebuah pendidikan? Karena sepertinya kita bisa menggunakan kesadaran agar santri mejalani seluruh aktifitas dengan ikhlas. "
Kyai hanya tersenyum seperti biasa, tidak butuh waktu lama untuk memberikan jawban "kita hidup di tahun ini, dan kita hidup dengan cara-cara manusia hidup di zaman ini. Jangan menerapkan cara-cara yang sama seperti para sahabat yang hidup di zaman Rasulullah. Kita tidak perlu berjalan kaki untuk sampai di tempat tujuan. Karena kita bisa menggunakan kendaraan untuk lebih cepat sampai. Sama seperti halnya mengajarkan anak-anak sesuai levelnya masing-masing. Kita tidak bisa mengajar anak TK dengan metode pembelajaran di bangku kuliah. Karena setiap tingkatan memiliki kebutuhan dan porsi sendiri yang harus sama-sama dipenuhi. Kalau sekarang kalian merasa tertekan dengan peraturan yang ada, itu karena kalian belum sadar. Mereka yang mempunyai kesadaran, pasti akan mejalaniya dengan ikhlas dan penuh kebahagiaan. Jika kalian merasa tidak ikhlas, tak apa. Itu normal untuk seumuran kalian. Jalani yang ada, patuhi peraturan dan jangan pernah menantang pembimbing. Insyaallah kami semua berniat baik.

Ini hanya jawaban dari saya, sebagai kyai yang kalian percayai. Memang tidak ada jawaban pasti, karena setiap orang berbeda pendapat. Kita harus berani mengambil keputusan, meski dengan jawaban yang tak pasti atau harus kita akhiri, dalam artian mungkin kalian memang tidak cocok berada di pesantren ini. Jadi ya silahkan keluar dengan baik. Saya tidak pernah memaksa, orang tua kalian menyerahkan karena kepercayaan, dengan harapan kalian bisa belajar lebih baik. Saya bersama kyai yang ada disini hanya ingin membantu agar kita sama-sama berada di jalan yang sama, di perhentian yang sama, dengan raport mumtaz di hadapan Allah kelak. Sekali lagi saya tidak memaksa, kita jalani kalau antara kita sudah sepakat. Saya harap kita masih bisa bersama-sama menjalankan aktifitas yang ada. Kalau diantara kalian masih ada yang belum bisa ikhlas, ga papa. Asalkan kalian masih mau menjalaninya. Karena kalau tidak sekarang, maka besok atau mungkin lusa kalian akan merasa sangat beruntung pernah ada di pesantren ini."

Kesimpulanku tentag film-film dan kata-kata dari kyai idris adalah : saat kita merasa ragu akan sebuah keputusan, tetaplah buat keputusan meski masih ragu. Kalau suatu saat kita merasa salah dan tidak sesuai maka kita harus mengakhiriya. Tapi kita merasa itu baik, maka kita harus meyakini dan kembali mempelajari. Bukankah kita terlahir dan menganut sebuah agama dalam keadaan tidak sadar. Tapi setelah kita tau itu baik, maka kita harus meyakini dan belajar kembali untuk mendekatkan diri dengan sang pencipta yang kita percayai.

5:48 waktu setempat, sebentar lagi subuh. Aku harus tetap bertahan agar bisa bertemu Allah. Karena doa dan syukurku harus segera kusampaikan sebelum aku terlupa. hehe


No comments:

Post a Comment